Pancasila Sakti dan Urgensinya dalam Pembelajaran Keterampilan Abad ke-21

Oleh: Suhardin SPd.,M.M (Kepala SMPN 10 Kota Bima)
Pancasila, sebagai dasar negara, ideologi, dan pandangan hidup bangsa Indonesia, bukan sekadar dokumen historis, melainkan jiwa yang terus hidup, yang kita sebut sebagai Pancasila Sakti. Kesaktiannya terletak pada kemampuannya untuk menjadi perekat persatuan di tengah keberagaman serta landasan moral dalam menghadapi setiap tantangan zaman. Dalam konteks pembelajaran abad ke-21, yang ditandai dengan percepatan teknologi, arus informasi, dan tuntutan keterampilan global, urgensi Pancasila Sakti menjadi sangat krusial.
Kedudukan Pancasila sebagai Fondasi Pendidikan
Pancasila adalah fondasi utama dalam pendidikan di Indonesia. Ia memuat nilai-nilai luhur yang menjadi ciri khas dan identitas bangsa. Nilai-nilai ini harus diinternalisasikan ke dalam seluruh aspek pendidikan untuk membentuk Profil Pelajar Pancasila—pelajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Profil ini mencakup enam dimensi kunci:
- Beriman, Bertakwa kepada Tuhan YME, dan Berakhlak Mulia.
- Berkebinekaan Global.
- Gotong Royong.
- Mandiri.
- Bernalar Kritis.
- Kreatif.
Pembentukan karakter yang berlandaskan Pancasila inilah yang menjadi benteng moralitas dan etika di tengah tantangan individualisme dan disrupsi budaya akibat globalisasi.
Urgensi Pancasila Sakti dalam Pembelajaran Keterampilan Abad ke-21
Pembelajaran abad ke-21 menekankan pada penguasaan keterampilan 4C (Critical Thinking, Creativity, Collaboration, and Communication). Seringkali, fokus berlebihan pada aspek kognitif dan keterampilan teknis tanpa landasan nilai dapat menimbulkan dampak negatif, seperti kurangnya kepedulian sosial atau sikap individualistik. Di sinilah Pancasila Sakti menunjukkan urgensinya sebagai penguat dan penyeimbang.
- Keterampilan Abad ke-21: Berpikir Kritis (Critical Thinking) & Bernalar Kritis, Relevansi Nilai Pancasila, adalah Nilai Keadilan Sosial dan Kerakyatan (Demokrasi) mendorong siswa untuk menganalisis isu secara mendalam, mengevaluasi argumen berdasarkan bukti, dan mencari solusi yang adil serta bertanggung jawab.
- Keterampilan Abad ke-21: Kreativitas (Creativity), Relevansinya dengan nilai Pancasila adalah Nilai Kemanusiaan yang Adil dan Beradab memberikan ruang kebebasan berekspresi dan berinovasi dengan tetap menjunjung tinggi martabat manusia dan etika.
- Keterampilan Abad 21 Kolaborasi (Collaboration) & Komunikasi (Communication), Relevansinya dengan nilai Pancasila adalah Nilai Persatuan Indonesia dan Gotong Royong menjadi landasan kuat bagi kemampuan kerja sama, menghargai perbedaan pendapat (musyawarah), dan berkomunikasi secara efektif untuk mencapai tujuan bersama.
Proyek 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat (KAIH) dalam Kurikulum Nasional adalah salah satu inovasi konkret yang menghubungkan nilai-nilai Pancasila dengan pengembangan pembelajaran mendalam, koding, dan pembelajaran AI. Melalui proyek berbasis masalah kontekstual, peserta didik didorong untuk menerapkan nilai Pancasila sekaligus mengasah kemampuan berpikir kritis, kolaborasi, dan kreativitas mereka.
Strategi Implementasi di SMPN 10 Kota Bima
Sebagai Kepala sekolah, saya memandang bahwa implementasi Pancasila Sakti dalam pembelajaran abad ke-21 harus dilakukan melalui reorientasi paradigma pengajaran menjadi lebih kontekstual, adaptif, dan responsif. Beberapa strategi yang dapat diterapkan meliputi:
- Pembelajaran Berbasis Kasus Kontemporer: Menganalisis isu-isu aktual sosial-politik dengan menggunakan kacamata nilai-nilai Pancasila.
- Integrasi Lintas Mata Pelajaran: Nilai Pancasila tidak hanya diajarkan di mata pelajaran Pendidikan Pancasila, tetapi juga diintegrasikan dalam proyek dan diskusi pada mata pelajaran lain.
- Keteladanan Guru: Guru menjadi role model yang mempraktikkan nilai-nilai Pancasila, terutama dalam memanusiakan peserta didik, memberikan ruang merdeka belajar, serta mendorong sikap inklusif dan non-diskriminatif.
Dengan menjadikan Pancasila Sakti sebagai fondasi, kita memastikan bahwa generasi muda Indonesia tidak hanya cerdas secara intelektual dan kompeten secara global, tetapi juga memiliki karakter yang kuat, berjiwa nasionalis, dan berakhlak mulia, siap menghadapi tantangan zaman tanpa kehilangan jati diri bangsa.
Pembelajaran Keterampilan Abad 21 dalam diimplementasikan dalam proyek 7 KAIH ini membahas bagaimana keterampilan abad ke-21 berkaitan erat dengan visi untuk mencapai pemahaman secara holistik dan mendalam tentang konsep dan penerapan Pancasila Sakti dalam keseharian siswa, mulai dari bangun tidur sampai kembali tidur.